bismillah

.•*´¨`*•.♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥.•*´¨`*•.

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


Sabtu, 03 September 2022

The Story of Garudeya, Sejarah Lambang Indonesia

 Semua orang pasti sudah tahu bahwa Garuda merupakan lambang negara Indonesia. Tapi pembaca sekalian apakah sudah tahu bagaimana sejarah Garuda dan kenapa dijadikan lambang negara Indonesia? Artefak Garudeya bisa ditemukan di beberapa situs seperti di Candi Sukuh Karanganyar Jawa Tengah , digambarkan juga di situs Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali. Artikel ini mengajak pembaca untuk memahami dan berdiskusi tentang hal tersebut. 

Garuda merupakan salah satu karakter tokoh yang diceritakan dalam kitab Adiparwa, seri pertama kuitab Mahabharata. Garuda diceritakan merupakan anak dari Winata, seorang bidadari istri dari Begawan Kasyapa.

Diceritakan bahwa Begawan Kasyapa memiliki empat belas istri, dua diantaranya tidak diberikan keturunan yaitu Winata dan Kadru. Keduanya meminta anugerah anak oleh Begawan Kasyapa yang linuwih. Kadru menginginkan seribu anak, sedangkan Winata hanya meminta dua anak. Begawan Kasyapa mengabulkan permintaan istrinya dengan memberikan Kadru seribu telur dan kepada Winata memberika dua telur.

Waktu berlalu, ternyata telur Kadru sudah mulai menetas diantaranya adalah naga bernama Antaboga dan Taksaka. Melihat telur Kadru sudah menetas, Winata dengan tidak sabar memecahkan salah satu telurnya. Menetaslah menjadi sosok burung yang belum sempurna karena tidak memiliki

kaki. Burung tersebut bernama Aruna yang kini menjadi kendaraan Bathara Surya, sang dewa matahari. 

Di sisi lain, Kadru dengan seribu anak naga merasa kewalahan. Maka Kadru menyusun siasat agar Winata yang menjadi pengasuh anaknya dengan cara mengadakan taruhan menebak kuda berkepala enam, Ucchaisrawa yang akan muncul dari danau mantana "Tirta Amreta".

Winata menebak Ucchaisrawa yang akan keluar adalah berwarna putih murni, sedangkan Kadru menebak kuda yang akan muncul berwarna putih berekor hitam. Akhirnya Ucchaisrawa muncul berwarna putih murni, namun karena Kadru ingin memenangkan taruhan tersebut, akhirnya memerintahkan anaknya yang naga untuk menyembur ekor kuda tersebut sehingga berwarna hitam. Kadru memenangkan taruhan dan Winata diperbudak oleh Kadru untuk mengurus seribu anak naga. Seseorang yang dapat menyalamatkan Winata suatu saat nanti adalah anaknya yang belum menetas.

Tiba saatnya telur Winata yang kedua menetas, dia adalah Garudeya. Garudeya tumbuh menjadi anak yang cerdas, kuat, dan berbudi pekerti luhur. Garudeya mendapat petunjuk bagaimana cara menyelamatkan ibunya, para naga menyuruhnya untuk mencari tirta amreta. Dengan kegigihan Garudeya, dia pergi ke kahyangan menemui Bathara Wisnu untuk memohon air suci tersebut. Awalnya Bathara Wisnu tidak akan menyerahkan air tersebut karena tahu air suci tersebut akan jatuh ke tangan para naga, namun mendengar alasan Garudeya bahwa air tersebut digunakan untuk salah satu syarat untuk membebaskan ibunya dari perbudakan dan bersedia mengabdikan diri kepada Bathara Wisnu dan sebagai kendaraan beliau.

Maka Bathara Wisnu mengabulkan dan memberikan tirta suci tersebut. Tirta Amerta tersebut berhasil menyelamatkan Winata dari perbudakan. Saat tirta amreta akan diminum oleh para naga, Bathara Wisnu turun untuk merebut kembali air amreta tersebut, air amreta berceceran di rumput. Para naga menjilati air suci tersebut dan menyebabkan lidahnya bercabang menjadi dua.


Sultan Hamid II mengusulkan simbol garuda dari kitab Adiparwa Mahabharata, dari cerita Garudeya yang menyelamatkan ibunya dari perbudakan/ dalam hal ini menyelamatkan ibu pertiwi dari penjajahan dan perbudakan.

 ­­The Story of ꦒꦫꦸꦺꦢꦪ

Once upon a time, there was a noble man named Kasyapa, grandson of Gods Brahma. He was given fourteen wives, unfortunately the two of them could not give offspring, they were Kadru and Winata. Those two wives begged to Kasyapa, Kadru begged a thousand of children however Winata begged two children. Kasyapa with his power obeyed the wishes by giving a thousand eggs for Kadru and two eggs fro Winata. The wives took care of their eggs carefully.

Times flies, the thousands of Kadru’s eggs had hatched into dragons, three of them were famous as Antaboga, Basuki and Taksaka. Yet, Winata’s eggs had not hatched, couldn’t wait it Winata broke one of her eggs. Unfortunately, it hatched into imperfect bird with no legs, it named Aruna now it became God Surya’s vehicle. Neverthaless, because of his mother deed Aruna comemned his mother to be slave one day. Hence, someone who could set her free is Winata’s next egg.

In the other side, Kadru with her thousands of little dragons became overwhelmed. With her cunning, Kadru planned to make Winata as her slave. So, Kadru ordered Winata to guess the colour of Ucchaiswara, horse that would come. Winata guessed that the colour of the horse would be pure white, however Kadru’s opinion it would be white with black in its tail.

Ucchaiswara that came actually was pure white, but Kadru ordered his son to sprout poison’s dragon in its tail, suddenly the tail turned into black. It made Kadru won the wager and Winata to be her slave and took care Kadru’s thousand dragons.

The last Winata’s egg hatched named Garudeya. Garudeya grew and became stronger, intelligent and wise. He wanted to set his mother free. By the request of dragons, Garudeya searched for Amerta water as a condition to set his mother free. To get the water, Garudeya had to meet Gods Vishnu. Many obsctacles had been passed through, he almost failed to got the Amerta water. He met Gods Vishnu and begged the water by heart, he told Vishnu that the water was going to be used to redeem his mother from slavery.

Therefore, Vishnu allowed Garudeya took it and Garudeya promised he would be Vishnu’s vehicle. Garudeya’s struggle gave a relief result, his mother exempted from slavery. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar